Apa yang seru di puncak Salabose Majene ?
jawabannya sederhana saja anda bisa melihat panorama kota Majene dari
ketinggian, daerah ini sangatlah strategis untuk sekedar menjadi tempat
menikmati indahnya kota dari sisi utara. Salabose adalah bukit yang
jelas terlihat dari dalam kota Majene, orang-orang biasa menandainya
dengan menara pemancar stasiun TVRI, satu-satunya menara yang dahulu ada
di Salabose hanyalah pemancar ini namun kemudian seiring waktu kini ada
banyak provider jaringan selular yang juga didirikan di puncak
Salabose. Dari dalam kota Majene anda hampir bisa menyaksikan puncak
bukit Salabose, cukup arahkan pendangan ke utara Majene maka anda akan
melihat menara tinggi di puncak bukit, itulah Salabose.
Panorama bukitnya menarik untuk
ditelusuri, apalagi untuk soal jejak rekam sejarahnya, Salabose diambil
dari nama seorang raja pertama yang memegang tampuk pemerintahan di
kerajaan Banggae, salah satu kerajaan di daerah Mandar yang menyusun
konfederasi Pitu Baqbana Binanga (tujuh kerajaan di muara sungai)
namanya adalah I Salabose Daeng Poralle, ia merupakan peletak dasar raja
atau maraqdia di Banggae, awal mula dari transisi masa Tomakaka ke masa
Maraqdia. Dari keturunannya kemudian lahir cikal bakal raja-raja
Banggae selanjutnya.
Salabose juga menarik dari cerita soal
awal mula masuknya Islam di daerah Mandar utamanya di kerajaan Banggae,
puncak Salabose Majene menjadi lokasi berdirinya masjid purbakala Syekh
Abd. Mannan dan kompleks makamnya yang dapat ditemukan tak jauh dari
lokasi masjid. Pada masa raja setelah Salabose yaitu pada masa Daeng
Melanto (Maraqdia Banggae) seorang penganjur Islam yang berasal dari
Gresik dibawa oleh anak Daeng Melanto, yaitu Daengta di Masigi, ia
adalah Syekh Abd. Mannan seorang tokoh penyebar Islam yang pada awalnya
masuk di kerajaan Banggae, menyebarkan agama langsung pada puncak
kekuasaan dan mendekati raja (maraqdia) Banggae pada masa itu, iapun
berhasil mengislamkan raja dan para keturunannya, karena menjadi awal
mula penyebaran Islam, maka hingga saat ini Salabose selalu menjadi
pusat perayaan Maulid, kelahiran Nabi Muhammad SAW, even yang selalu
menyita perhatian warga di kabupaten Majene.
Bukan hanya kuat dengan cerita sejarah
kerajaan dan penyebaran Islam, Salabose menawarkan panorama keindahan
kota Majene secara keseluruhan, disini anda dapat melihat bentangan dan
liukan pesisir pantai dari yang terjauh di daerah Baurung, pantai Majene
hingga sebagian pantai Pangali-ali. Hal yang paling jelas adalah
melihat sebagian kota Majene dari atas dengan dikelilingi daerah yang
masih hijau.
Ada banyak titik yang dapat anda kunjungi dan jadikan sebagai tempat untuk melihat sebagian kota Majene, diantaranya yaitu :
Jalur menuju puncak bukit Salabose
Untuk menyaksikan pemandangan Majene,
anda dapat mampir di jalur menuju Salabose, tepatnya sebelum gerbang
berwarna hijau bertuliskan Poralle, ada daerah terbuka di tepi jalan
yang memberikan pandangan luas untuk melihat bagian pesisir Majene, view
pantai tampak cantik dari titik ini.
Stasiun pemancar TVRI
Untuk melihat seisi kota Majene anda
dapat menuju daerah sekitar pemancar TVRI letaknya ada di sisi kanan
jalur menuju Salabose, sebelum masjid purbakala Syekh Abd, Mannan, di
areal ini anda dapat melihat pesisir pantai Majene dan sebagian kota, di
titik ini juga terdapat landmark kota Majene yang dapat menjadi latar
untuk foto selfie.
Area pemakaman Syekh Abd. Mannan
Di areal pemakaman ini anda dapat
melihat bagian kota Majene dengan dikelilingi oleh pepohonan hijau
timbun serta bukit-bukit indah dan latar laut di pesisir Majene ada
paduan rasa hijau alami, peradaban kota afdeling Mandar, dan warna biru
laut yang menjadi tempat bergantung hidup masyarakat Majene.
Selain tiga titik diatas masih ada
banyak tempat untuk menikmati Majene dari ketinggian di puncak yang
dekat dari Salabose, misalnya di kampung-kampung lain yang masih
berdekatan dengan lingkungan Salabose, misalnya di daerah Rusung, namun
di daerah ini anda hanya dapat melihat deretan bukit-bukit yang berbaris
dengan kabut yang masih pekat (dapat dinikmati saat pagi hari).
Lingkungan Salabose Majene masih
terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya, misalnya saja daerah
di sekitar makam Syekh Abd. Mannan punya interkoneksi dengan jalan-jalan
disepanjang Panggalo menuju Rusung, demikian halnya dengan Timbo-Timbo
dan jalur menuju Salabose dan Jl. Suradi (salah satu jalur yang dapat
dilalui untuk menuju puncak Salabose). Secara umum daerah Salabose dan
daerah-daerah disekitarnya lebih tinggi dibandingkan dataran kota Majene
dan menurut sejarah dari puncak-puncak bukit inilah dahulu peradaban
orang-orang Banggae berasal, peradaban ini kemudian bergeser ke pesisir
untuk keperluan makanan yang dapat disuplai dari laut Majene yang kaya
akan hasil laut.
kalau lingkungan Salabose kental dengan
sejarah Islam dan kerajaan Banggae maka jalur daerah Panggalo hingga
Rusung menawarkan pesona perkampungan suku Mandar yang seru untuk
dijelajahi, perkampungan yang menyita energi untuk dicapai karena
ketinggian permukaannya, namun jika anda berniat untuk menjejakinya,
maka anda tak perlu khawatir, akses jalan cukup mulus dan dapat dilewati
oleh kendaraan baik kendaraan beroda dua atau beroda empat, jika dikaji
lebih dalam maka jalur jalan ini lebih tepat untuk jadi jalur touring
sepeda motor, cocok untuk dijadikan destinasi wisata touring.
Pemandangan bukit tinggi di sisi kanan dan kiri yang hijau, hutan bambu,
rumah-rumah penduduk yang masih didominasi oleh rumah panggung khas
Sulawesi Barat, dan aroma kandang kambing semua masih kental dan dapat
anda temui disini.
Sumber : www.tommuanemandar.com